Tulungagung, Jawa Timur (ANTARA) – Seekor anak paus yang diyakini berusia beberapa tahun ditemukan Sabtu di Pantai Sine, Tulungagung, Jawa Timur.
Beruntung, keberadaan anak paus yang terjebak di perairan dangkal hingga berada di tepi Pantai Sineh, langsung diketahui warga dan nelayan di sekitarnya.
Penemuan tersebut dengan cepat dilaporkan oleh kelompok Basarnas di posko SAR Trenggalek, yang pada pagi hari sudah menunggu di pantai Sine untuk mencari para nelayan yang hilang yang menjadi korban kapal yang rusak.
Upaya penyelamatan dilakukan dengan mendorong tubuh anak paus kembali ke tengah. Upaya pertama berhasil, tetapi seekor anak paus dengan panjang tubuh sekitar dua meter berulang kali terbawa arus laut yang mulai naik.
“Saat ini bertepatan dengan gelombang pasang, sehingga sulit bagi anak paus ini untuk kembali ke tengah laut. Arus di sini (menuju pantai) lebih kuat dari sebaliknya,” kata Putra, seorang relawan penyayang binatang.

Tim Basarnas berulang kali mencoba menyelamatkan paus dengan mendorong tubuh paus kembali ke laut. Namun, dalam beberapa kesempatan, hewan laut langka dan dilindungi ini kembali terdampar.
Setelah hampir setengah jam, mulai pukul 15.30 WIB, ketika anak paus pertama kali ditemukan terdampar, mamalia laut itu akhirnya berhasil berenang sedikit ke tengah.
Setelah menunggu beberapa saat, dan mereka tidak muncul lagi, tim Basarnas kemudian kembali ke posko mereka untuk melanjutkan tugas mencari para nelayan yang hilang, korban kapal karam, yang hingga berita ini ditulis tidak ditemukan.
Namun hingga siang hari, anak paus itu tidak dapat sepenuhnya lolos dari maut yang mengancam keselamatannya, karena beberapa kali warga melihatnya berenang di perairan dangkal dekat garis pantai.

Tampak seekor anak paus yang diduga terpisah dari induk dan kelompoknya tersesat di lepas pantai Pantai Sine saat mencoba berburu ikan-ikan kecil yang melimpah di sekitar pantai selatan Tulungagung. …
Selama warga dan Basarnas masih memantau pergerakan anak paus hingga mamalia laut yang dilindungi itu benar-benar bisa kembali ke tengah laut dan tidak lagi berdiam diri di pantai.
“Saya berharap dia bisa bertahan dan tidak lelah. Karena jika sistem navigasi gagal karena kehabisan energi terus menerus, anak paus ini bisa terdampar lagi dan mati,” kata Putra.